Читать книгу Buku Urantia - Urantia Foundation - Страница 111
5. Fungsi-fungsi Trinitas
Оглавление10:5.1 (113.2) Para Deitas yang berpribadi itu memiliki atribut (sifat), tetapi tidak bisa dikatakan konsisten jika berbicara bahwa Trinitas memiliki sifat-sifat. Ikatan sosok-sosok ilahi ini mungkin lebih tepat dianggap sebagai memiliki fungsi-fungsi, seperti administrasi peradilan, sikap-sikap totalitas, aksi koordinasi, dan penguasaan menyeluruh kosmis. Fungsi-fungsi ini secara aktif tertinggi, terakhir (ultimat), dan (di dalam batas-batas Deitas) adalah absolut sejauh berkenaan dengan semua realitas-realitas hidup dari nilai kepribadian.
10:5.2 (113.3) Fungsi-fungsi dari Trinitas Firdaus itu bukan hanya jumlah dari kemampuan keilahian Bapa yang tampak ditambah sifat-sifat khusus yang unik dalam keberadaan pribadi Putra dan Roh. Ikatan Trinitas dari tiga Deitas Firdaus ini menghasilkan pengembangan, pengakibatan, dan pentuhanan berbagai makna, nilai, kuasa, dan kemampuan-kemampuan baru untuk pewahyuan, tindakan, dan pemerintahan semesta. Ikatan-ikatan hidup, keluarga-keluarga manusia, kelompok-kelompok sosial, atau Trinitas Firdaus tidaklah ditambahi oleh sekedar penjumlahan deret hitung. Potensi kelompok itu selalu jauh melebihi jumlah sederhana sifat-sifat dari individu-individu komponennya.
10:5.3 (113.4) Trinitas mempertahankan suatu sikap unik sebagai Trinitas terhadap seluruh alam semesta masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dan fungsi-fungsi Trinitas itu paling baik dapat dipertimbangkan dalam hubungan dengan sikap-sikap alam semesta dari Trinitas itu. Sikap-sikap tersebut adalah bersamaan dan bisa berganda mengenai tiap situasi atau peristiwa yang tersendiri.
10:5.4 (113.5) 1. Sikap terhadap yang Terbatas. Pembatasan diri maksimum dari Trinitas adalah sikapnya terhadap yang finit (terbatas). Trinitas itu bukan suatu pribadi, demikian pula Sang Mahatinggi bukan suatu personalisasi eksklusif dari Trinitas, tetapi Sang Mahatinggi itu adalah pendekatan terdekat pada pemusatan kepribadian-kuasa dari Trinitas yang dapat dipahami oleh makhluk yang terbatas. Sebab itulah Trinitas dalam hubungannya dengan yang terbatas itu kadang-kadang dikatakan sebagai Trinitas Supremasi.
10:5.5 (113.6) 2. Sikap terhadap yang Absonit. Trinitas Firdaus memiliki perhatian untuk level-level keberadaan tertentu yang lebih dari terbatas tetapi kurang dari absolut, dan hubungan ini kadang-kadang dinamai Trinitas Ultimasi. Yang Mahaakhir (Ultimate) maupun Yang Mahatinggi (Supreme) itu bukan sepenuhnya perwakilan dari Trinitas Firdaus, tetapi dalam pengertian yang dibatasi dan pada tiap level mereka, masing-masing Mereka tampaknya mewakili Trinitas selama era-era prapribadi mereka, era-era pengembangan kuasa-pengalaman.
10:5.6 (113.7) 3. Sikap Absolut dari Trinitas Firdaus adalah dalam hubungan dengan keberadaan-keberadaan absolut dan memuncak dalam aksi dari Deitas total.
10:5.7 (113.8) Trinitas Tanpa Batas mencakup aksi koordinatif semua hubungan triunitas dari Sumber dan Pusat Pertama—yang tidak dituhankan dan juga yang dituhankan—dan sebab itu sangat sulit bagi kepribadian-kepribadian untuk memahaminya. Dalam perenungan tentang Trinitas sebagai tanpa batas, jangan abaikan tujuh triunitas; dengan hal itu maka kesulitan pemahaman tertentu mungkin bisa dihindari, dan paradoks-paradoks tertentu bisa diselesaikan sebagian.
10:5.8 (114.1) Namun aku tidak menguasai bahasa yang akan memungkinkan aku menyampaikan kepada pikiran manusia yang terbatas itu tentang kebenaran penuh dan makna kekal dari Trinitas Firdaus dan sifat dasar dari antarhubungan tanpa akhir antara tiga sosok kesempurnaan tanpa batas itu.